Fokus Utama Investor Tertuju Pada Kecerdasan Buatan (AI), Berdampak bagi Pekerjaan?
ACEHLIVE.COM – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi fokus utama banyak investor, termasuk beberapa pemodal besar yang memang sejak lama fokus pada pengembangan teknologi masa depan. Publik juga makin yakin bahwa dengan teknologi AI banyak pekerjaan akan diotomasi.
SoftBank Group Corp telah menyatakan menaruh pertaruhan besar di bidang AI meski sebagian pihak mengaku terdapat risiko kegagalan. Namun Pendiri SoftBank Masayoshi Son, menyatakan langkah perusahaan adalah tetap mencari calon–calon inovasi teknologi terbaru.
“Kita perlu mencari langkah besar berikutnya, tanpa takut apakah itu akan berhasil atau gagal,” jelas Son dilansir dari Bloomberg News, dimana SoftBank cukup serius dalam pengembangan salah satu unit cip AI paling berpengaruh saat ini, Arm Holdings Plc, serta investasi seputar kecerdasan buatan lain.
SoftBank sebelumnya juga mencanangkan keterlibatan secara teknis di bidang AI, dengan menghadirkan perangkat hardware chipqq semikonduktor, mirip seperti yang Nvidia lakukan hari ini. Proyek ini diberi kode Izanagi, sesuai dengan nama dewa penciptaan dan kehidupan Jepang dengan kesiapan dana investasi sekitar US$100 miliar.
Booming AI terjadi makin membesar dengan awal kehadiran OpenAI. Lewat pengembangan model bahasa besar (LLM) dengan bantuan chip performa tinggi semua mata kini tertuju pada AI generatif.
OpenAI memulainya dengan ChatGPT hingga menarik minat investasi Microsoft. Dalam catatan Bloomberg, Microsoft telah menggelontorkan US$13 miliar ke startup milik Sam Altman tersebut. Meta Platform juga telah memperkenalkan fitur-fitur kecerdasan buatan pada awal kuartal ketiga 2023 dengan CEO Mark Zuckerberg berpandangan bahwa kecerdasan buatan mampu menciptakan berbagai persona serta membantu menyelesaikan berbagai tugas.
“Pandangan kami adalah orang akan ingin berinteraksi dengan berbagai AI yang berbeda untuk bermacam hal yang ingin Anda lakukan,” ucap Zuckerberg.
Apple juga tengah mengejar ketertinggalannya —khususnya dengan Microsoft—atas inisiatif teknologi AI dengan rencana perilisan perangkat berbasis kecerdasan buatan tahun 2024. Terkini dalam WWDC 2024 perusahaan mengumumkan kemitraan dengan OpenAI untuk membenamkan ChatGPT di perangkat iPhone cs, melewat kehadiran iOS 18 terbaru. Saat ini, Apple mendorong beberapa insinyur untuk mencoba fitur-fitur AI baru ini secara internal sebagai bagian dari upaya “dogfooding”.
Dogfooding merupakan terminologi saat sebuah perusahaan menggunakan produknya sendiri – untuk memastikan fitur-fitur tersebut berfungsi dengan baik sebelum merilisnya ke pengembang luar.
xAI, yang merupakan pengembang teknologi AI milik Elon Musk muncul Maret tahun lalu dengan ambisi ‘mengalahkan OpenAI’ — entitas yang pernah didukung Elon Musk pada fase awal. Dengan tim yang dihuni banyak mantan karyawan Google, Alphabet (induk Google) bidang AI, membuat Grok —produk chatbot xAI— diklaim lebih canggih dari OpenAI.
Grok akan “menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis yang ditolak oleh sebagian besar sistem AI lainnya,” dalam sebuah postingan Elon Musk di media sosial X (dulu bernama Twitter). Grok akan terus mengembangkan AI generatif dengan teknologi yang mampu memahami atau mempelajari tugas-tugas yang bisa dilakukan manusia.
Microsoft, meski sudah berinvestasi di OpenAI, di internal perusahaan mereka telah merombak seluruh lini produknya di sekitar teknologi yang mendasari ChatGPT, produk yang diidentifikasi CEO Satya Nadella sebagai “produk AI pertama yang dapat kita semua pahami.” Baidu asal China, yang awalnya fokus para pengembangan mesin pencarian masuk ke teknologi AI lewat permodalan bahasa besar. Targetnya bahkan kemampuan AI generatif Baidu akan setara dengan ChatGPT-4 milik OpenAI.
Pekerjaan Hilang Akibat Teknologi AI
Citigroup Inc menyatakan bahwa AI berpeluang akan menggantikan lebih banyak pekerjaan di seluruh industri perbankan dibandingkan dengan sektor lainnya. Pernyataan yang secara umum mengakui keyakinan Elon Musk sebelumnya bahwa AI akan menghilangkan seluruh pekerjaan. Elon Musk dalam gelaran VivaTech akhir Mei kemarin menerangkan bahwa apabila seluruh pekerjaan dijalankan oleh AI bukanlah hal buruk. Pekerjaan akan menjadi “pilihan”, Elon Musk mempercayai.
Teknologi AI dapat mengubah dunia seputar consumer finance, juga membuat banyak pekerjaan lebih produktif. Sekitar 54% pekerjaan di seluruh perbankan memiliki potensi tinggi untuk diotomatisasi, bank tersebut mengatakan pada hari Rabu dalam sebuah laporan baru tentang AI.
Citigroup menemukan bahwa 12% pekerjaan di seluruh industri dapat ditingkatkan dengan teknologi ini, dilaporkan Bloomberg News. Bahwa hari ini banyak bank besar tengah bereksperimen terhadap AI, seolah ingin membuktikan bahwa kecerdasan buat mampu meningkatkan produktivitas staf dan memangkas biaya.
QDi Citigroup, sebagai contoh, akan membekali 40.000 developer dengan kemampuan untuk bereksperimen dengan berbagai teknologi AI. Perusahaan ini juga telah menggunakan AI generatif, yang dapat menghasilkan kalimat berdasarkan pertanyaan atau perintah sederhana dari pengguna, untuk menyisir ratusan halaman proposal peraturan dengan cepat.
Laporan AI Jobs Barometer 2024 dari PwC juga menyatakan bahwa AI dinilai telah berdampak pada pertumbuhan produktivitas kerja sekitar 4,8 kali lebih tinggi. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan terkait kecerdasan buatan turut mengalami pertumbuhan 3,5 kali lebih cepat dibandingkan seluruh bidang.
Sumber: Bloombergtechnoz dotcom