Keempat Terbesar di Dunia, Pabrik Tembaga Penghasil 60 Ton Emas RI Kini Beroperasi
ACEHLIVE COM – Indonesia sebentar lagi akan menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat dunia pada 2025 mendatang. Hal tersebut menyusul beroperasinya secara penuh smelter baru PT Freeport Indonesia (PTFI) yang berada di Gresik pada Juli 2024.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, pabrik tembaga itu akan menghasilkan 60 ton emas murni dan 400 ribu ton katoda tembaga.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa smelter tersebut mempunyai nilai investasi mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 49,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.400 per US$) dan akan mulai beroperasi pada 1 Juli 2024.
“Mulai 1 Juli ke depan, pabrik Freeport akan mengolah konsentrat tembaga dari Timika di Gresik. Dalam satu tahun, pabrik ini akan menghasilkan 60 ton emas murni, 400 ribu ton katoda tembaga, dan berbagai produk turunan lainnya,” ungkap Bahlil dalam kuliah umum yang digelar di Universitas Islam As Syafi’iyah, Bekasi, pada awal Juni lalu.
Di sisi lain, PTFI juga diminta untuk membangun smelter di Timika, Papua dekat dengan lokasi tambang Freeport di Tembagapura. Permintaan pembangunan smelter itu seiring dengan rencana pemerintah yang akan menambah jumlah saham di PTFI dari saat ini 51% menjadi 61% pada tahun 2041 mendatang.
“Kita sedang memikirkan, begitu aturannya keluar, kita akan mengakuisisi lagi sahamnya tambah 10%. Sekarang kan kita 51%, kita ingin Indonesia harus mayoritas lagi, negosiasinya sudah selesai dan Freeport setuju untuk penambahan saham 10% pada 2041 ke atas,” ucapnya.
Sebagai informasi, smelter PTFI merupakan fasilitas pemurnian konsentrat tembaga yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur. Pembangunannya dimulai Oktober 2021 dan telah selesai pembangunan sesuai jangka waktu yang ditetapkan pemerintah.
Smelter kedua PTFI ini merupakan smelter tembaga dengan desain single line terbesar di dunia dan akan mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton setelah beroperasi penuh.
Smelter dilengkapi Unit Refinery, Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat dan Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Wastewater Treatment Plant untuk mendukung pemanfaatan maksimal bahan baku, produk samping maupun limbah agar dapat mencapai high efficiency smelting and refining process.
Sumber: cnbcindonesia dotcom