Wisata Alam Gua Sarang Dipantai Samudera Hindia Indonesia
#travel #wisataalam #sabang #wisata
Jika Anda berencana atau sedang berlibur di Kota Sabang, Provinsi Aceh dan ingin menikmati pagi, ada baiknya untuk menyempatkan diri ke Gua Sarang. Gua ini terletak di kaki tebing dan perbukitan hutan lindung Pulau Weh yang menjorok ke laut biru.
Walau tak seperti Gua Dau Go di Teluk Ha Long, Vietnam, yang dapat ditelusuri para wisatawan, tujuh gua yang menjadi tempat bersarangnya burung walet dan kalong di Pulau Weh itu tetap dapat menjadi pelengkap destinasi wisata Anda.
Betapa tidak, Anda disuguhi pesona guratan dinding-dinding gua batu yang berdiri kokoh di kaki tebing dan perbukitan hutan lebat serta jernihnya air laut pulau paling ujung barat Nusantara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia itu.
Bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin ke Gua Sarang ini, mereka disarankan untuk menyewa sepeda motor dari warga setempat setibanya di Pelabuhan Balohan karena kota ini tidak memiliki sistem transportasi umum, seperti angkutan kota dan taksi.
Dengan uang sewa berkisar Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per 24 jam pemakaian, Anda sudah dapat menelusuri berbagai destinasi wisata yang dimiliki kota dengan luas kawasan mencapai 153 kilometer persegi ini, termasuk Gua Sarang, tanpa kesulitan yang berarti.
Untuk mencapai pos pembelian karcis masuk pengunjung Gua Sarang, dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari Pelabuhan Balohan dengan sepeda motor ke arah Gampong (Kampung) Iboih, Kecamatan Sukakarya.
Setibanya di sebuah pertigaan sekitar tiga kilometer sebelum simpang dua gapura Desa Wisata Iboih, ada papan petunjuk arah ke Gua Sarang di sisi kanan ujung jalan yang memandu wisatawan untuk berbelok ke kiri.
Di sepanjang perjalanan belasan kilometer dari Kota Sabang atau Pelabuhan Penyeberangan Balohan menuju Gua Sarang itu, Anda disuguhi pemandangan alam pegunungan, hamparan laut biru, aktivitas ekonomi warga, dan perkampungan penduduk.
Udara segar pegunungan menemani perjalanan Anda. Namun kewaspadaan tinggi diperlukan selama berkendara melintasi jalan-jalan beraspal yang 99 persen kondisinya mulus karena hanya sedikit yang berlubang dan retak.
Kendati dilengkapi marka jalan, beton pengaman, serta papan petunjuk arah dan papan peringatan yang memadai, kondisi jalan ke arah Gua Sarang maupun Iboih dan tugu Kilometer Nol Indonesia penuh dengan medan mendaki dan menurun.
Tikungan-tikungan tajam, jurang-jurang yang dalam, dan ancaman longsor tebing di salah satu sisi jalan menjadi tantangan para pengendara sehingga pengaturan kecepatan dan kondisi baik rem kendaraan diperlukan.
Setibanya di pertigaan yang dilengkapi papan kecil bertuliskan arah Gua Sarang, perjalanan berbelok ke kanan menelusuri jalan beraspal cukup mulus dengan melintasi simpang jalan masuk area The Pade Resort dan depan kompleks TNI AD Kompi Balek Gunung.
Di sepanjang perjalanan menuju pos retribusi parkir kendaraan bermotor pengunjung Gua Sarang, suasana jalan lengang karena tak banyak orang dan kendaraan yang lalu lalang namun kondisi itu tak membuat kecut hati karena keamanan Sabang kondusif.
Hanya saja, kehati-hatian tetap diperlukan di jalan menuju tempat wisata eksotis ini. Misalnya saja ada seekor biawak liar berukuran cukup besar kerap melintas di jalan beraspal yang di sisi kiri dan kanannya tumbuh pepohonan hutan lindung.
music by Get Up ! – Nicolai Heiadlas https://www.youtube.com/watch?v=oRs6LnickGc