Pabrik NPK Dimatikan Karena Tidak Ada Gas Subsidi
ACEHLIVE.COM–Direktur PT PIM Budi Santoso Syarif, menyampaikan saat ini PIM memiliki dua pabrik urea dan satu pabrik NPK yang baru saja diresmikan oleh Presiden RI.
“Pada awal tahun 2023 lalu, kami sempat mengoperasikan kembali pabrik PIM-1 yang sudah lama tidak beroperasi, sehingga tiga pabrik sempat beroperasi secara bersamaan,”ucap Direktur PT PIM Budi Santoso Syarif, saat memberikan sambutan pada acara buka puasa bersama dengan Stakeholder dan pimpinan organisasi wartawan dari Aceh Utara dan Lhokseumawe, di Gedung pertemuan PT PIM Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Kamis 28 Maret 2024.
Ia mengatakan, akibat karena keterbatasan pasokan gas, maka pabrik PIM-1 hanya dapat beroperasi selama dua bulan. Kemudian, pabrik NPK di shutdownkan (dimatikan) karena belum memperoleh rayonisasi subsidi dari pemerintah.
“Untuk keberlangsungan perusahaan, kita telah melakukan upaya-upaya dalam memenuhi kebutuhan bahan baku utama yaitu gas. Dalam waktu dekat, terdapat potensi gas dari Blok Gebang Sumatera Utara yang volumenya dapat mencukupi untuk mengoperasikan PIM-1. Diperkirakan dapat digunakan pada Semester II tahun 2025,”katanya.
Sementara itu, pabrik NPK akan segera beroperasi kembali mulai April 2024, karena PIM sudah memperoleh rayonisasi pupuk NPK bersubsidi dari pemerintah.
“Seperti yang kita ketahui beberapa waktu lalu ada informasi penemuan Blok Andaman dengan potensi cadangan gas 6 TCF. Ini merupakan potensi gas yang sangat besar untuk dapat dikembangkan menjadi produk-produk hilirisasi petrokimia,”ucapnya.
Tentunya, lanjut dia, semua pihak berharap, gas tersebut dapat di proses menjadi produk hilirisasi dengan membangun pabrik-pabrik baru seperti blue ammonia, methanol, green ammonia, dan green hydrogen di Kawasan IMIA.
Bila hal ini terwujud, akan memberi manfaat lebih besar lagi kepada masyarakat lingkungan perusahaan dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Aceh secara khusus dan Indonesia pada umumnya.
Direktur PIM menyebutkan, pihaknya menyadari bahwa operasional perusahaan dan program-program pengembangan ke depan tidak akan maksimal tanpa adanya dukungan dari semua stakeholder.
Untuk itu, Budi Santoso berharap agar semua pihak bisa berkolaborasi agar terciptanya iklim investasi yang kondusif khususnya di Kecamatan Dewantara, sehingga cita-cita membangkitkan kembali industri di Aceh Utara melalui Kawasan KEK Arun Lhokseumawe dapat terealisasi dengan segera.
“Kami mengharapkan doa dan dukungan masyarakat untuk diberikan kelancaran operasional perusahaan, mendapatkan pasokan gas sesuai yang kita rencanakan, sehingga perusahaan dapat tumbuh dan berkembang serta mampu memberikan manfaat yang lebih besar lagi khususnya untuk masyarakat di lingkungan perusahaan dan masyarakat Aceh pada umumnya,”terangnya.
Menurut dia, berkat dukungan dan kepercayaan semua stakeholder selama ini, PIM dapat terus berkontribusi bagi masyarakat lingkungan melalui program-program perusahaan seperti program TJSL, pembinaan UMKM, pemberdayaan lingkungan, serta pelatihan untuk pemuda di lingkungan.**