Cendawan Diatas Tumpukan isi Perut Gajah
#vlog #dokumentary #education #animal
Pertikaian satwa jenis gajah liar dan manusia terkesan takkan pernah ada titik temunya. Berulang kali, hewan bertubuh besar itu mendatangi pemukiman warga di sejumlah daerah di Provinsi Aceh, terkhususnya baru-baru ini terjadi di Kabupaten Aceh Utara. Mulai perjalanan sekelompok Fauna tersebut dari Kecamatan Cot Girek, Kuta Makmur, Nisam Antara hingga ke Bener Meriah, kawanan gajah liar itu dianggap sudah mengobrak-abrik perkebunan hingga perumahan warga Aceh Utara. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini, manusia berniat membuka lahan untuk mencari sebongkah rezki melanjutkan kehidupan mereka seha-hari, begitupun dengan hewan itu, yang merupakan jalur mereka yang digunakan sebagai lokasi untuk melintas, bahkan diganggu dan dijadikan sebagai kebutuhan pribadi manusia khususnya sejumlah pengusaha. Perambahan hutan, galian C, hingga membuka berbagai bangunan serta perkebunan kelapa sawit, menjadikan ekosistem tersebut rusak, dan sejumlah gajah-gajah liar serta hewan lainnya yang berlindung di balik hutan tersebut sudah terganggu habitatnya. Sehingga, sekelompok hewan itu mendatangi pemukiman warga. Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, Muhammad Nur mengatakan, konflik satwa dengan manusia tersebut terjadi bukan hanya di Provinsi Aceh khususnya Aceh Utara, akan tetapi seluruh wilayah yang memiliki satwa, seperti gajah dan juga harimau. Konflik tersebut menurutnya tidak akan pernah berakhir. “Kenapa konflik ini tidak akan pernah berakhir, karena terjadi alih fungsi hutan dan lahan yang cukup massif di berbagai kawasan koridor ataupun kawasan penting tempat hidupnya satwa kunci,” kata M Nur kepada AJNN, Senin (24/6).
Salinan ini telah tayang di http://www.ajnn.net/news/konflik-gajah-dan-manusia-yang-tak-kunjung-usai-di-aceh/index.html.