Deforestasi Hutan Aceh Mau Dibawa Kemana
ACEHLIVE.COM -Deforestasi merupakan kegiatan penebangan hutan sehingga lahannya dapat dialihkan untuk penggunaan selain hutan seperti pertanian, peternakan, atau permukiman
Dalam diskusi yang bertajuk “Deforestasi Hutan Aceh dan Solusinya” yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Banda Aceh di Sekretariat AJI Banda Aceh, beberapa waktu lalu.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh ikut serta pada diskusi tesebut dengan menghadirkan Sub. Koord. Inventarisasi Perencanaan Hutan Dedek Hadi I, S. Hut, M. Si
Dedek Hadi memaparkan bahwa, 50% deforestasi terjadi di luar kawasan hutan, seringkali menimbulkan polemik karena berada di Areal Penggunaan Lain (APL).
“Aktivitas deforestasi yang dominan adalah yang tidak produktif, seperti hutan yang berubah menjadi semak belukar kering atau lahan terbuka,” ungkap Dedek.
Sebagai solusi, DLHK Aceh meningkatkan efektifitas Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) dengan mengelola 3,5 juta hektar melalui 6 unit KPH.
Dedek Hadi menambahkan bahwa masyarakat diberikan akses legal melalui perhutanan sosial dan hutan adat, dengan status terakhir mencakup 86 unit KPS seluas 162.288,9 hektar.
Disamping itu Dedek Hadi juga menyatakan bahwa peningkatan koordinasi lintas sektor juga diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap tata ruang. “Data dan indikasi deforestasi penting dalam mencari solusi agar kehilangan tutupan hutan di Aceh tidak masif,” jelas Dedek
Diskusi tersebut juga menghadirkan Pelaksana Harian Kepala Seksi Sumber Daya Hutan dan Tata Lingkungan Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Aceh Galang Bagus Cendana, Manajer GIS Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) Lukmanul Hakim dan Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Rahmat serta diskusi dipandu Rahmat Fajri, jurnalis Antara.
Ketua AJI Banda Aceh Juli Amin mengatakan, diskusi seperti ini rutin digelar supaya jurnalis memperoleh data terbaru mengenai kondisi hutan Aceh dari tahun ke tahun. Data ini penting bagi jurnalis dalam meliput isu lingkungan.
“Kami sebagai jurnalis menggelar acara ini untuk mendapatkan data yang dimiliki lembaga pemerintah dan LSM mengenai kondisi hutan Aceh,” kata Juli Amin
“Data ini sangat membantu kami mendapat pemahaman sebab, akibat, dan dampak deforestasi sehingga akan menghasilkan karya-karya jurnalistik yang akurat,” lanjutnya.
Data HAkA menunjukkan Aceh kehilangan tutupan hutan 8.906 hektare sepanjang 2023. “Setara 1,5 kali luas danau Lut Tawar,” kata Lukmanul Hakim, Manajer GIS HAkA.
Menurutnya, tiga kabupaten tertinggi deforestasi 2023, yaitu Aceh Selatan 1.854 hektare, Kota Subulussalam 911 hektare, dan Aceh Utara 866 hektare. Akumulasi 2017-2023, Aceh Tengah paling tinggi deforestasi dibanding daerah lain.
Namun secara umum, tren deforestasi di Aceh berdasarkan data HAkA, WRI, dan KLHK justru menurun dari tahun ke tahun. “Ketiganya senada bahwa deforestasi menurun,” kata Lukmanul.
Adapun Rahmat dari BKSDA Aceh mengatakan, dampak deforestasi hutan salah satunya menyempit habitat satwa liar. “Ada fragmentasi habitat sehingga berkurang ruang gerak atau jelajah satwa,” katanya.
Dia menuturkan Aceh memiliki empat satwa kunci, yaitu gajah, orang utan, harimau, dan badak. Menurutnya, badak satwa paling mengkhawatirkan di Aceh. “Kelompoknya terpisah,” katanya.
Balai Pemantapan Kawasan Hutan Aceh terus memantau kondisi hutan Aceh, termasuk salah satunya dengan menggunakan pencitraan satelit.[]
Sumber : Sekretariat AJI dan waspadaaceh dotcom